Jumat, 28 Desember 2012

Teater 'Semar Gugat' Mengingatkan Kita untuk Segera Sadar Seni dan Budaya

menyampaikan ide dan gagasan, mengkritik orang atau kondisi lingkungan (bangsa), menyampaikan kebaikan atau kamu lebih akrab dengan kata dakwah apalah itu. tidak melulu harus di atas mimbar, pidato, ceramah, demonstrasi, atau apapun yang bagi sebagian orang (mungkin) akan males dulu untuk mulai mendengarkannya. kadang hal-hal yang seserius itu harus disampaikan lewat sesuatu yang ringan, lewat hiburan.

perkembangan dunia dakwah yang makin meluas. beragam kondisi, saat ini menjadi kewajiban kalian (aku juga) sebagai penampai kebenaran untuk menyentuhnya. orang-orang yang (mungkin) enggan bergabung, mendekat, atau bahkan hanya sekedar mendengar saja sudah anti panti. bukan berarti harus kita tinggalkan. kita harus tetap menggandeng, merangkul, dan mengajaknya.

"Semar Gugat" sebuah teater yang menurutku merupakan sebuah gebrakan tontonan budaya yang full pesan dan manfaat. tontonan yang dipentaskan oleh Komunitas Seni Budaya (KSB) feat FLP Jogja 23 Desember 2012 malam itu membuatku semakin mencintai budaya Indonesia :)

Punokawan
tontonan yang ciamik :) tokoh wayang yang berpakaian sopan tetap menutup aurat (bahkan cewek-ceweknya jilbabnya menjulur lebar) tetap mampu memerankan totoh wayang sesuai karakternya. bahkan Bathari Durga (ratu demit/setan) sekalipun pakaiannya berjilbab yang menjulur panjang.

Bathari Durga, dkk
ya harusnya begitu, selain ideologi yang disampaikan tepat, cara penyampaiannya juga pas. semua pemeran cewek dalam teater itu berjilbab kecuali prajuritnya Bathari Durga, demit-demit (yang keluarnya cuma 1 side pas nari, itung aja mereka cuma figuran #eh).

Prajuritnya Bathari Durga
gambaran kasar 'Semar Gugat' bercerita tentang Semar yang mengambil sikap dengan caranya sendiri dalam hiruk pikuk permasalahan di negeri Amarta. dengan  dengan segala bencana yang melanda, banyaknya korban yang berjatuhan, demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di negeri Amarta. tetapi khalifah negeri Amarta yaitu Prabu Yudistira malah pergi dan menyerahkan tampuk kepemimpinannya kepada Arjuna yang sedang galau memikirkan pernikahannya dengan Srikandi. nah, melihat semua itu, Semar tidak bisa lagi bersabar. Semar menggugat!

media, sastra, seni, dan budaya kini menjadi sarana yang pas. memang perlu ada yang memang konsen disana. olah vokal udah ada nasyid, bidang musik di jogja juga ada 'islamic orkestra'nya anak-anak ISI, sekarang juga sudah banyak film-film yang digarap Kang Abi, bahkan sampai sinetron. luar biasa ya, semoga makin berkembang :)


*semua foto diambil dari group fb KSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D