Jumat, 02 Desember 2011

Benih Gladiol

Beberapa hari yang lalu tepatnya seminggu yang lalu, akhirnya laporan KL (Kerja Lapangan) saya dapet acc juga setelah hampir satu tahun menunggu revisian dosen. Ah, menuruti apa maunya dosen mungkin ada untungnya juga. Kadang dosen saya ingin melihat mahasiswanya rajin mengerjakannya dan lebih sistematis cara berfikirnya.

Umm, saya akan sedikit mengenang masa-masa KL saya yang belum banyak saya ceritakan dalam blog ini. Kalau tidak salah cuman sempet ngepost satu tulisan saja waktu itu cuman ini. Ya karena dulu belum dapet feel buat ngeblog salah satunya. Yapp, moment KL selama 1 bulan itu bagi saya unforgetable, hehe. Banyak sekali yang menjadi pelajaran selain ilmu yang memang diharapkan.

Di postingan ini saya ingin berbagi tentang Gladiol saja, yang lain-lainnya nanti di postingan berikutnya kali ya :). Yap, di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Cipanas Cianjur Jawa Barat, selama KL saya belajar tentang produksi dan prosesing benih gladiol yang nama latinnya Gladiolus hybridus L. Bagi yang belum tau bunga gladiol kayak apa, ini nih..

Gambar Gld-1. Bunga Gladiol

Proses produksi benih gladiol dimulai dari persiapan bahan tanamnya dulu. Bunga gladiol biasanya ditanam dengan subang (umbi) yang sudah memiliki diameter >2,5 cm untuk bisa mendapatkan bunga seperti gambar. Gld-1. Tapi gladiol memiliki beberapa bahan tanam yang dapat dimanfaatkan.

Gambar Gld-2. Bahan Tanam (1) Subang Utuh (2) Subang Belah (3) Anak Subang/ Cormel

Nah, bahan tanam subang sebenarnya sudah bisa menghasilkan bunga ketika ukurannya sudah mencapai > 2,5 cm. Kalau menginginkan produksi bunga yang tangkainya maksimal panjangnya maka bahan tanam yang digunakan subang yang diameternya > 4 cm. Subang yang 2,5-4 cm ditanam untuk diambil subangnya bukan bunganya. Terus anak subang/ cormel fungsinya buat apa? Jadi cormel itu sebut saja bonus. dia butuh 2x penanaman untuk mendapatkan subang yang siap menghasilkan bunga (diameternya > 2,5 cm). 

Penggolongan diameter-diameter subang tersebut, dalam bahasa produksi disebut grading subang. Grade I adalah subang yang diameternya > 4 cm, grade II adalah subang yang diameternya 2,5-4 cm, dan grade III adalah subang yang diameternya < 2,5 cm. Grading subang ini juga berpengaruh pada jarak tanam yang digunakan dalam penanaman di lapangan. Karena diameter yang berbeda tentu tajuk yang akan ditampilkan pun juga berbeda.

Gambar Gld-3. Jarak tanam (1) Grade I (2) Grade II (3) Grade III

Nah, biasanya benih yang akan dijual adalah benih yang dipanen dari grade I dan grade II yang diseleksi terlebih dulu tentunya. Mari kita lanjutkan ke proses panen dan prosesing benih. Proses pemanenan tentu harus dilakukan dengan hati-hati, karena bahan tanamnya berupa umbi yang nantinya akan digunakan untuk ditanam lagi.


Biar gak rusak, tanah digemburkan dulu. Dibantu dengan alat untuk mencari cormel yang rontok. Setelah selesai pemanenan benih-benih itu di kering anginkan. Anak subang atau cormel disatukan dalam kantong-kantong berbahan kain kassa yang memiliki pori-pori besar untuk aerasi udaranya.



Nah, sekitar sudah 1 bulan masa dormannya lewat. Subang-subang grade satu itu siap di kirim ke lokasi pemesanan. Biasanya packing menggunakan kardur yang diberikan lubang-lubang kecil untuk menjaga aerasi udara supaya tidak lembab dan tidak terjadi jamur. Pengiriman subang-subang ini biasanya menggunakan paket, TIKI, travel, bus malam, dlsb. 

1 komentar:

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D