Jumat, 05 Agustus 2011

Salam hormat padamu ya Murobbi


Kelas 2 SMP yang sekarang menjadi kelas VIII. Yaa, aku memulai Liqo saat duduk dibangku kelas VIII. Ikut Liqo itu suruhan kakak (Mbak Ani). Berawal dari sejak kecil yang emang udah ikutan TPA, karena udah gak pantes ikutan TPA lagi terus suruh ganti ngajinya -- jadi malem. Dulu TPAnya ganti-ganti sih tempatnya mulai dari masjid satu ke masjid yang lain (udah kayak kucing melahirkan aja pindah-pindah :D) mulai dari Mushola Baitussalam, Masjid Nurul Barokah, Al Ikhlas, Al Barakah. Pas TPA di masjid Al Barakah itu kakak menjadi salah satu guru ngajinya. Kelas 1 SMP pun aku masih ikutan TPA dan itu paling senior, setelah beberapa lama dan waktu itu juga sudah kelas 2 SMP akhirnya kakak nawarin ngajinya pindah aja sama Mas Waris (Murobbi pertamaku) sempet kenal juga sih sebenernya, beliau juga guru TPA soalnya, pernah ketemu kalo pas lagi ada pengajian antar TPA (yang diadain Badko gitu). Nah, mulai dari situlah aku mulai Liqo.

singkat cerita, di liqoat kampus.

Di akhir tahun pertama aku menemukan ilmu yang baru. Dimana forum Liqoat itu merupakan perangkat yang paling penting, dimana harusnya mampu mengalahkan forum-forum yang lain. Entah itu rapat lembaga (syuro), dauroh, rihlah, dan lain sebagainya. Hmm.. jadi tau. Inget banget pada saat itu kita (aku, lukman, imam) mau ijin karena ada kumpul media yang kalo gak salah waktu itu ada syukuran yang ulang tahun, dan kita mau ke tempat makan. Hmm.. setelah lobi-melobi ternyata gak diijinkan dan bahkan dengan alasan apapun. Dan sempet aku berfikir, “kok kayak gini ya? Ijin untuk urusan lembaga dakwah sekalipun tidak diijinkan.” Berawal dari situ akhirnya dijelaskan sama Murobbinya. Yaa, ini ilmu yang belum pernah aku dapatkan dari Murobbi sebelum-sebelumnya.

Banyak ilmu baru yang aku dapatkan di liqoat selama dikampus. Meski kadang-kadang merasakan kejanggalan karena penekanan, ketidaknyamanan karena ada paksaan, kegundahan karena berbagai macam permainan yang aku yakin bertujuan mulia. Itu tarbiyah buat diri saya, dan aku harus lebih banyak belajar dan berlatih lagi.

Sering aku malu dengan temen-temen satu lingkaran. Hafalan ku jauh dibanding dengan mereka, ibadahku tak lebih baik dari mereka, amanahku tak sehebat mereka, pemahamanku tak seluas dengan pemahaman mereka. Tapi aku bangga berada diantara mereka, aku masih lebih beruntung dibandingkan dengan banyak orang yang berkeliaran diluaran sana.

Huh, tidak mudah memang untuk hidup konsisten. Konsisten dengan diri kita sekalipun tidak mudah :|. Alhamdulillah, mungkin ini penjagaan dari Allah ke aku, sehingga sampai detik ini masih bisa meresakan indahnya pertemuan di setiap lingkaran-lingkaran itu. Semoga saja Allah masih berkenan untuk terus menjaga, memberikan semangat, memberikan barokahnya di setiap langkah dalam perjuangan ini sampai benar-benar tak bisa bernafas lagi. Aamiin ya Rabb.

Semakin lama-lama diforum ini semakin aku merasakan kehangatan dalam persahabatan dengan teman-teman satu lingkaran (*kecuali yang engga dah). Dan mungkin tingkatan ukhuwah itu tak hanya sekedar mengenal dan memahami saja. Ya Allah, jagalah persaudaraan kami. Berkahi kami, ikatlah ukhuwah ini dengan saling mengingatkan diantara kami.

Entah karena apa, merasa diperlakukan istimewa kalo dibandingkan dengan temen-temen yang lain diluar kami. Kami merasa lebih beruntung dibanding dengan orang-orang yang tidak beruntung. Bisa diketemukan dengan murobbi yang berbeda, murobbi yang luar biasa, murobbi yang cerdas dan banyak akalnya. Sajian agenda yang diberikan beragam dan cukup kreatif. Kadang-kadang harus memutar otak untuk dapat mengikutinya dengan baik. Benar-benar luar biasa. Gak ada habisnya cara yang diberikan untuk mentarbiyah kami. Salam hormat kepadamu ya Murobbi. [ariw]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D