Minggu, 20 November 2011

23 Salah Satu Bilangan Prima

Aishtt, melihat angka-angka di data penelitian itu bikin saya cepet ngantuk, apalagi kalau analisisnya diminta segera disetorin ke bunda dosen saya. Rasanya enggan buat tidur, gak sempat untuk menganggur, dan rasanya pengen cepet-cepet rampung dan berlibur.

Ngomongin analisis data saya sendiri pusing dengan data yang saya miliki. Bingung dengan apa yang telah terjadi, kini saya hanya bisa mengevaluasi. Jika nanti harus kembali, mungkin Allah berkenan lain ada maksud tersendiri. Mungkin yang harus diyakini, Allah tidak akan pernah membebani!



Kini angka-angka itu begitu berarti, bermakna, dan punya cerita. Saya jadi teringat dengan angka 23, yaa dua puluh tiga. Ia salah satu dari berjuta-juga angka yang termasuk dalam bilangan prima. Tentu ingat sewaktu kita SD guru kita mengajarkan macam-macam bilangan yang salah satunya bilangan prima.

Bilangan pria itu adalah bilangan yang hanya bisa dibagi oleh angka 1 dengan dirinya (angka) sendiri. Lewat angka ini mungkin Allah mengingatkan saya akan masa depan, masa dimana saya harus bisa mengurus diri saya sendiri dan lepas dengan orang tua. Terutama secara finansial barangkali, secara perhatian dan lain sebagainya mungkin iya juga. Saya harus tau dan sadar, "besok saya mau makan apaa? duit darimana?". Kebutuhan hidup saya tidak mungkin akan terus-terusan ditanggung sama orang tua terus, tidak mungkin beban itu dibagi terus sama mereka. 

Secara bahasa, kata prima berarti unggul. Ya, bilangan prima satu ini mengajakku belajar lebih dewasa, lebih semangat dalam bekerja, dan tidak mudah putus asa!! Semakin hari harusnya lebih baik dari yang sebelumnya, artinya ada sebuah perbaikan-perbaikan yang kemudian dilakukan untuk mengupgrade diri.

Angka duapuluh tiga terdiri dari angka 2 dan 3. Dari ini saya kembali mencoba memberikan makna, dua angka tersebut merupakan angka yang berurutan, merupakan tahapan angka dari yang kecil kepada yang besar. Jika kita ingin mengibaratkan sebuah pencapaian, mimpi, ataupun angan-angan semua tidak bisa terjadi secara instan dan tiba-tiba besar. Itu butuh sebuah tahapan dan tingkatan-tingkatan.

Tingkatan atau pentahapan kita dalam sosial kehidupan sebenarnya berjalan seiring berjalannya detak waktu. Permasalahannya kadang setiap individu masing-masing memiliki kecepatan yang berbeda dilihat dari keinginan, potensi, kecepatannya dalam proses belajar.

Mari senantiasa belajar (!)
Ilmu apapun baik untuk dipelajari. Terus belajar dan belajar lagi :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D