Sore, sepulang kerja saya
tertidur. Posisi nyaman ini bisa membuat mata mengantuk. Posisi saat membaca
buku. Kondisi lelah, selonjoran sambil tengkurap, dengan kibasan angin fan. Tepat! Posisi nyaman untuk liyer-liyer. Terbangun saat maghrib tiba,
dan dengan berita mengagetkan. Ibunya Putri meninggal (?), saya pun sempat
tidak percaya, dimas juga, “berita ibunya Putri beneran?” sms dia yang masuk ke
inbox HP saya setelah dua berita berturut-turut dari dua orang teman kampus.
Setelah isya’ saya online, karena
sudah janjian. Ini lebih mengagetkan. Nuri, teman sekelas saya di SMA
mengunggah fotonya yang sedang dibabtis pendeta. Whats.... >__<
Mendadak linglung. Seperti orang
bodoh, sungguh. Saya bisa berbuat apa?
Rasa penasaran, sebenarnya ingin
berkomentar pada foto yang diunggahnya. “ini maksudnya apa?” masya Allah... di dalam foto tersebut
terdapat empat foto yang sudah diedit, dijadikan satu. Dihiasi bingkai warna
ungu, ada tulisan tanggal dia dibabtis 16 Juni 2013 dan diberi judul : Sakramen
Babtis. Dia mengenakan baju kebaya kuning-coklat, rambutnya disanggul rapi,
duduk bersimpuh berpegangan kursi. Kepalanya, pas di ubun-ubun dipegang
laki-laki tua dengan tangan kanannya, khas dengan baju hitam mirip baju toga
dengan selendang putih tersampir di lehernya seperti syal, ya dia pendeta.
Tangan kirinya membawa buku kitab yang terbuka. Ada kalimat yang menyertai foto
itu, “memulai status baru, nunggu surat untuk ganti KTP. Ini lembaran baruku.”
Kurang lebih seperti itu. Astagfirullah....
Demi Allah ini semacam ditampar
dua kali, kanan dan kiri. Dua teman saya sedang kehilangan. Satu kehilangan ibunya,
satu lagi kehilangan imannya pada Allah swt. Masya Allah. Saya sangat menyayangkan yang kedua. Lebih menyayat
hati.
Sedih karena kehilangan? jangan putus asa. Allah akan
menggantinya dengan yang lebih indah di kemudian hari. Yang penting kau masih
punya iman dalam dada, terus perbaharui keimanan itu, pupuk terus dengan
menghamba pada Allah swt. Berdoa lagi, dan lagi. Allah lebih dekat dari urat
nadi kita.
Yang penting bukan kehilangan iman!
Salam, Ariw.
haduh salah apa sampai Allah mencabut keimanan dalam hatinya... naudzubillah...
BalasHapus