“selalu ada rasa bangga dan
kepuasan tersendiri ketika bisa menikmati hasil karya sendiri, sekalipun
masih kategori abal-abal.” –-booskecil
Kreatifitas kita kadang muncul
saat dalam kondisi tertekan. Nah, mungkin ini kenapa kita diperintahkan
untuk selalu bersyukur dalam keadaan lapang maupun sempit. Dalam kondisi kurang
(menurut kita) ternyata Allah memberikan banyak kenikmatan yang lebih
sebenarnya, yang orang lain belum tentu memperolehnya. Jadi tidak ada alasan
kan untuk mengeluh? *kemudian mengusap pelipis*
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah
yang kamu dustakan?
---
Ini sebenarnya ingin berbagi
tentang masak memasak :D akhir-akhir ini saya mulai tersadarkan untuk mulai
belajar memasak sendiri. Kota ini berbeda dengan kota persinggahan sebelumnya
dalam perspektif kuliner-perwarungan. Meski saya sudah memilih tempat tinggal
(kost) di area kampus.
Mencari warung dengan banyak
varian sayur seperti di Jogja tidaklah mudah, sampai sekarang pun belum
menemukan. Ini keadaan yang menekan, saya susah makan sayuran. Satu-satunya solusi untuk bisa mengonsumsi banyak sayur adalah
dengan masak sendiri, xoxo.
Pernah sih masak sesekali dulu.
Tapi pas lagi pengen saja. Misalnya pas liburan weekend, atau pas di rumah. Nah
karena niat ‘pas lagi pengen saja’ itulah membuat hasilnya pun tidak konsisten,
random, dan sekenanya. Padahal salah satu penilaian dalam kuliner adalah
kerapian dan konsistensi. Maka sekarang PR-nya itu.
Hari ini saya sudah menganggap
saya lolos dalam memasak tumis :D *bangga*. Polanya sudah ketemu. Skil sudah
lumayan terasah, visual mulai rapi, rasa sudah tergolong aman. Space kecil
depan toilet di kamar kost sedikit memberikan ruang untuk melakukan eksperimen.
Sekali lagi meski dengan segala keterbatasan, termasuk alat. Yang penting hasilnya oke maksimal. hihi
Perkenalkan menu hasil karya sederhana saya, menu ini
bahan utama yang diusung adalah caisim, ini hasil eksperimen keempat. Kok ada miminya? Itu spageti, dimaksudkan agar perut agak kenyang :D
fyi, saya nggak punya ricecooker di kost, emang disengaja untuk mengurangi makan
nasi. Jadi masaknya hanya memakai kompor portable yang sengaja saya bawa dari
Jogja.
Bahan : caisim, cabai merah,
tomat, sosis, spageti.
Cara memasaknya mudah. Panaskan
minyak goreng, masukkan dulu bawang putih, bawang merah, cabai merah. Setelah
harum atau cabainya layu masukkan sosis, aduk merata. Masukkan caisim aduk
sampai layu, ditambah garam, dan sedikit merica bubuk. Terakhir spageti yang
sudah direbus dan ditiriskan. Campur merata, bisa ditambahkan kecap manis. Dan hidangkan.
Dan, do you know? Setelah
ketagihan, memasak itu mirip dengan ketagihan ngeblog. “nanti bikin apa lagi
ya?” haha. Meski masakannya masih abal-abal tapi ada rasa bangga dan kepuasan
tersendiri bisa menikmati karya dari tangan kita sendiri. Ayo berkarya!
Indonesia adalah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D