Senin, 29 Juli 2013

Bangga

“selalu ada rasa bangga dan kepuasan tersendiri ketika bisa menikmati hasil karya sendiri, sekalipun masih kategori abal-abal.” –-booskecil

Kreatifitas kita kadang muncul saat dalam kondisi tertekan. Nah, mungkin ini kenapa kita diperintahkan untuk selalu bersyukur dalam keadaan lapang maupun sempit. Dalam kondisi kurang (menurut kita) ternyata Allah memberikan banyak kenikmatan yang lebih sebenarnya, yang orang lain belum tentu memperolehnya. Jadi tidak ada alasan kan untuk mengeluh? *kemudian mengusap pelipis*

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

---

Ini sebenarnya ingin berbagi tentang masak memasak :D akhir-akhir ini saya mulai tersadarkan untuk mulai belajar memasak sendiri. Kota ini berbeda dengan kota persinggahan sebelumnya dalam perspektif kuliner-perwarungan. Meski saya sudah memilih tempat tinggal (kost) di area kampus.

Mencari warung dengan banyak varian sayur seperti di Jogja tidaklah mudah, sampai sekarang pun belum menemukan. Ini keadaan yang menekan, saya susah makan sayuran. Satu-satunya solusi untuk bisa mengonsumsi banyak sayur adalah dengan masak sendiri, xoxo.

Pernah sih masak sesekali dulu. Tapi pas lagi pengen saja. Misalnya pas liburan weekend, atau pas di rumah. Nah karena niat ‘pas lagi pengen saja’ itulah membuat hasilnya pun tidak konsisten, random, dan sekenanya. Padahal salah satu penilaian dalam kuliner adalah kerapian dan konsistensi. Maka sekarang PR-nya itu.

Hari ini saya sudah menganggap saya lolos dalam memasak tumis :D *bangga*. Polanya sudah ketemu. Skil sudah lumayan terasah, visual mulai rapi, rasa sudah tergolong aman. Space kecil depan toilet di kamar kost sedikit memberikan ruang untuk melakukan eksperimen. Sekali lagi meski dengan segala keterbatasan, termasuk alat. Yang penting hasilnya oke maksimal. hihi

Perkenalkan menu hasil karya sederhana saya, menu ini bahan utama yang diusung adalah caisim, ini hasil eksperimen keempat. Kok ada miminya? Itu spageti, dimaksudkan agar perut agak kenyang :D fyi, saya nggak punya ricecooker di kost, emang disengaja untuk mengurangi makan nasi. Jadi masaknya hanya memakai kompor portable yang sengaja saya bawa dari Jogja.


Bahan : caisim, cabai merah, tomat, sosis, spageti.

Cara memasaknya mudah. Panaskan minyak goreng, masukkan dulu bawang putih, bawang merah, cabai merah. Setelah harum atau cabainya layu masukkan sosis, aduk merata. Masukkan caisim aduk sampai layu, ditambah garam, dan sedikit merica bubuk. Terakhir spageti yang sudah direbus dan ditiriskan. Campur merata, bisa ditambahkan kecap manis. Dan hidangkan.


Dan, do you know? Setelah ketagihan, memasak itu mirip dengan ketagihan ngeblog. “nanti bikin apa lagi ya?” haha. Meski masakannya masih abal-abal tapi ada rasa bangga dan kepuasan tersendiri bisa menikmati karya dari tangan kita sendiri. Ayo berkarya! Indonesia adalah kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D