Minggu, 28 Juli 2013

Memahami

Aku bingung membuka tulisan ini dengan cerita apa. Rasanya sulit memulai, menuliskan sebuah kerangka sederhana demi tulisan yang memiliki sedikit makna. Kebingungan ini bisa jadi karena banyaknya pilihan. Banyak pertimbangan yang menjadi beban di pikiran. Pasti akan berbeda jika hanya disodorkan dengan satu saja, dan tidak ada pilihan. Tapi itupun pilihan, mau memilih untuk diambil atau tidak.

Ya begitulah hidup. Kadang sesuatu yang kita pilih dan kita anggap baik, belum tentu sama untuk anggapan orang lain, dan sebaliknya. Ini yang dinamakan ilmu sosial. Aku tidak menyukainya. Hampir semua tidak bisa dibikin skala, tidak ada patokan baku, tidak ada rumus abadinya. Tapi inilah yang harus kita hadapi sebenarnya, kan?! Hidup untuk memahami, ada tuntutan untuk menghargai. Menjaga, agar tidak ada hati yang tersakiti.

“Setiap orang tidak bisa disamaratakan”.

Mungkin kamu pernah mendengar teori ini beribu kali. Bahwa setiap orang punya waktu dan imajinasinya sendiri. Mereka kesempatannya bisa jadi berbeda. Bekal yang dibawa bisa jadi berbeda pula. Termasuk properti dan fasilitas di sekitar lingkungannya. Tapi bisa jadi tujuan mulia yang dicita-citakan sama. Ya, bisa jadi. Teori ini, saya yakin semua faham. Sangat disayangkan jika kita masih beranggapan sukses adalah nilai nominal. Menurut saya, sukses tidak ditentukan dengan satu metode, ia bisa diraih dengan seribu satu cara.

Benar kita tidak punya banyak waktu, tapi setiap masa punya episodenya sendiri. Disana ada; apa, siapa, kapan, dan bagaimana. Semua indah jika kita bisa menemukan klimaksnya. Hidup pun demikian. Kita punya mimpi-mimpi besar yang ingin dicapai, tapi disana ada episode-episode yang harus kita ceritakan lebih dulu. Meski kita harus berkali-kali membuat alur mundur? Cerita tentang bagaimana-nya, ini tergantung siapa-nya. Dan masing-masing memiliki waktu kapan-nya. Tidak bisa disamakan.

Membuat ceritanya lebih cantik, aku pikir akan membuat episode demi episode lebih menarik. Bersyukurlah atas nama Tuhanmu. Jangan pernah menganggapnya remeh temeh, apalagi meremeh temehkan orang lain.


*note to my self

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D