Jumat, 08 Maret 2013

Menjadi Dewasa itu (terkadang) Tuntutan


Setiap diwisuda, semua mahasiswa menginginkan foto bersama orangtua, bapak dan ibu yang tercinta. Tapi rupanya Allah berkehendak beda, moment wisudaku  harus berlangsung tanpa dihadiri ibu. 11 Maret 2012, genap satu tahun yang lalu beliau pulang di panggil Allah swt. Allahuyarham.


Aku berharap ibu tetap bangga, ikut merasa bahagia seperti yang dirasakan bapak dan orangtua teman-teman wisudawan (wati) periode November 2012 tahun lalu.


Kini banyak hal yang harus berubah. Terlebih status sosialku yang sudah bukan mahasiswa lagi. Teringat pesan bapak kala itu kami ngobrol-ngobrol santai di depan rumah, “saiki yo sing mandiri le, mulai berpikir dewasa.” Aku tahu betul kenapa bapak bilang begitu. Bapak tahu aku begitu manja (*maklum sih anak terakhir –ngeles ;p), setiap pulang (dari Jogja) lengket banget dengan ibuku. Ngerangkul lah, tiduran di pangkuannya lah, minta ambilin makan lah. Ya begitulah. Ya, setelah itu? :o

Terlebih kini aku sudah bekerja. Perubahan status sosial yang menuntut perubahan. Tidak ada alasan untuk manja-manja lagi. Ya kini saya sudah (harus) dewasa ;D

*first time ngeblog di kantor, tapi di luar jam kantor kok (bc: nelat pulang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada baiknya setelah membaca, meninggalkan pesan :D